What pops into your mind when you hear about adult romance? Cerita yang penuh dengan adegan seks bikin panas? Cerita yang kompleks dengan bumbu adegan ranjang super panas biar makin geregetan? Atau cerita yang isinya just a bunch of sex scene?

Bicara soal cerita adult romance memang enggak bakalan pernah bosan. Ini salah satu genre yang sering jadi perbincangan. Apalagi belakangan banyak yang mulai bermain di area ini tanpa pemahaman yang jelas, adult romance tuh apa, sih?

Adult romance beda dengan porn. Keberadaan adegan dewasa di novel yang mengusung genre adult romance punya fungsi penting, sementara porn cuma mengandalkan adegan dewasa tanpa plot yang jelas. Sayangnya, masih banyak yang menulis ‘adult romance’ tapi setelah dibaca, sebenarnya hanya sekadar porn.

When it comes to adult romance, I am quite picky. Terlebih untuk novel Indonesia, cukup susah menemukan adult romance yang enggak sekadar menjadikan adegan dewasa sebagai bahan jualan. Apalagi yang ditulis dengan baik, lebih susah lagi.

Salah satu penulis adult romance Indonesia yang bisa menghadirkan adegan seks dengan manis dan kehadirannya penting, bukan sekadar pemanis atau buat menjaring pembaca aja. One of them is Ayleen Tan.

Need to sell your Stillwater home quickly , https://www.cash-buyers.net/virginia/cash-buyers-for-houses-norfolk-va/ can provide a fast and hassle-free sale.

Perkenalan dengan Ayleen Tan dimulai lewat Amoxylove, dan berlanjut ke Dari Balik Jendela. Bisa dibilang ini contoh novel adult romance dewasa yang dieksekusi dengan baik. Yuk, ngobrol lebih jauh dengan Ayleen seputar novel adult romance.

Adult romance is more than just sex

Bicara soal novel dewasa di Indonesia memang banyak, tapi enggak semuanya bisa dikategorikan sebagai adult romance.

“Terus terang, hingga saat ini, menurutku belum banyak cerita adult romance Indonesia yang benar-benar bisa dikategorikan sebagai adult romance. Maksudku, ada banyak cerita yang tiap bab-nya berisi adegan sex, tapi menurutku adult romance bukan cerita sex, harus ada plot yang menarik dan membangun cerita. Di sisi lain, ada banyak cerita romance dengan plot menarik, tapi kurang berani dalam eksekusi adult-nya. Jadi menemukan cerita yang bisa seimbang dalam keduanya itu sulit,” jelas Ayleen.

Berangkat dari hal tersebut, Ayleen akhirnya tergoda untuk menulis adult romance. Ada masanya Ayleen menggemari novel-novel Harlequin, dan dari kegemaran tersebut akhirnya muncul dorongan untuk menuliskan sendiri kisah romantis ini.

“Aku suka membaca adult romance, jadi saat aku mencoba menulis tentu saja aku ingin menulis hal yang aku suka. Awalnya karena ada rasa enggak puas saat membaca cerita adult romance Indonesia. Bukan karena jelek, banyak cerita yang bagus tapi sangat berhati-hati dalam pemaparan adegan dewasanya, banyak juga yang langsung fade to black, menyerahkan pada pembaca untuk berimajinasi. Sekali lagi, itu bukan hal yang buruk. Nggak semua penulis nyaman memaparkan adegan dewasa, dan nggak semua pembaca juga nyaman membaca adegan dewasa. Jadi kembali ke selera masing-masing. Kebetulan seleraku lebih ke adult romance dengan pemaparan adegan dewasa yang detail tapi nggak vulgar. Jadi suatu hari, tiba-tiba saja keinginan untuk membuat cerita seperti itu muncul, dan ‘terjerumuslah’ aku menulis genre adult romance hingga saat ini,” jelas Ayleen.https://toursanluis.com/bedava-disney-plus-premium-free-hesaplari-nisan-2023/
Yup, adult romance bukan sebatas novel romantis dengan adegan seks yang bertebaran untuk memancing pembaca. Ini adalah sebuah miskonsepsi yang sepatutnya diluruskan. “Adult romance bukan porn without plot. Ada alur dan karakter yang membuat kita terlibat secara emosional saat membacanya, sama seperti cerita romance lainnya, hanya saja dalam pemaparan adegan dewasa mungkin lebih detail karena adult romance tentu saja ditujukan untuk pembaca dengan usia dewasa,” jelas Ayleen.

Lebih lanjut lagi, masih banyak yang menganggap adult romance sebagai cerita yang vulgar. Akibatnya, muncul dua respons dari pembaca; mereka yang meremehkan dan mereka yang kecewa karena adegan seks enggak sebanyak yang diharapkan. “Balik lagi, kita harus paham kalau adult romance bukan cerita seks. Adegan seks ada untuk menguatkan cerita, bagian dari alur cerita,” jelas Ayleen.

Sebenarnya, seberapa penting, sih, adegan seks dalam sebuah cerita? “Ini murni pendapatku ya, aku yakin ada banyak yang punya pendapat berbeda. Enggak ada yang salah atau benar, hanya perbedaan selera saja. Kalau menurutku sangat penting jika memang alurnya menginginkan ada adegan itu. Aku enggak suka cerita yang fade to black karena itu mengganggu proses menikmati cerita secara utuh. Aku merasa lebih emotionally invested dalam sebuah cerita jika aku membaca adegan sex scene yang bagus, yang memang dibutuhkan untuk membangun plot,” ungkap Ayleen.

Tentunya, ada tantangan tersendiri saat menghasilkan tulisan adult romance. Salah satunya yaitu menyeimbangkan porsi adult dan romance. Akan sangat mudah terjerumus menulis cerita yang dipenuhi adegan seks tanpa peduli kepada plot.

Selain itu, menulis adegan seks yang indah tanpa terkesan vulgar juga bukan hal mudah. “Menulis sex scene itu very tricky. Aku suka sex scene yang detail, tapi jika terlalu detail, takutnya malah jadi vulgar. Jadi yang aku lakukan hanya bermain dengan kata, pilihan kata yang tepat sangat mempengaruhi mood saat membaca sex scene. Sebenarnya aku nggak punya formula khusus dalam menulis sex scene, tapi saat kita punya alur dan karakter yang kuat, lalu kita bisa mengolah kata dengan tepat maka menurutku sex scene yang indah akan terbentuk dengan sendirinya,” beber Ayleen.

“Aku suka cerita adult romance yang bisa membuat dadaku berdebar, darahku berdesir dan perutku seperti disinggahi ribuan kupu-kupu. Dan perasaan-perasaan itu hanya bisa diperoleh saat aku membaca sebuah cerita dengan alur yang rapi, terbangun dengan baik dari awal hingga klimaks, aku bisa terhubung dengan karakternya, lalu ditambah adegan sex yang semakin menguatkan cerita. Jadi hal-hal itu yang menurutku harus ada dalam sebuah cerita adult romance,” ungkap Ayleen.

Proses kreatif Ayleen Tan

Mengintip ke balik proses pembuatan sebuah cerita selalu menjadi hal yang menarik. Pengin tahu proses kreatif seorang Ayleen Tan?

“Sebenarnya menulis cerita adult romance sama saja dengan menulis cerita genre lainnya. Pertama-tama tentu saja harus menyiapkan plot lalu karakter, atau terkadang kebalikannya, karakter dulu baru plot, tergantung inspirasi yang datang. Tapi biasanya aku nggak menyiapkan plot terlalu detail di awal, hanya garis besarnya saja. Nanti sambil jalan baru aku memikirkan lagi detail-detailnya,” jelasnya.

Meski begitu, Ayleen mengakui kalau cara ini memiliki risiko tinggi, terlebih ketika menulis di platform online. “Menulis tiap bab adalah tantangan tersendiri, karena bisa langsung mendapatkan feedback pembaca jadi tekanannya lumayan tinggi. Saat sudah publish satu bab, enggak ada lagi jalan kembali, harus berpatokan dari bab itu untuk bab-bab selanjutnya, enggak boleh salah langkah. Jadi menulis tiap bab bukan hal yang mudah untukku, karena itu aku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menyelesaikan satu cerita utuh,” jelasnya.

Selain itu, riset juga menjadi poin penting yang enggak boleh dilupakan. “Aku nggak mau memberi informasi yang salah pada pembaca dan rasanya jauh lebih nyaman saat menulis jika kita menguasai apa yang kita tulis,” jelasnya.

Untuk bisa menghasilkan adegan dewasa yang manis dan baik juga enggak lepas dari hobi membaca. “Rahasianya banyak membaca adult romance. Aku menulis adult romance karena aku suka, bukan karena terpaksa, bukan juga karena mengikuti selera pasar. Murni karena aku suka. Saat kita melakukan apa yang kita suka, maka saat mengerjakannya pasti akan bahagia, dan saat kita bahagia mengerjakan sesuatu, pasti akan terlihat dalam hasilnya,” jelasnya.
So, what’s next from Ayleen Tan? “Enggak ada rencana apa-apa sih. Rencana cerita baru pun nggak ada. Saat aku mulai berencana, maka menulis akan jadi beban, dan aku enggak mau itu terjadi. Aku ingin bisa selalu menikmati saat-saat menulisku. Jadi aku hanya mengikuti arus. Menulis cerita bab demi bab, setelah itu mungkin cetak, dan setelah itu baru memikirkan cerita baru, lanjut terus seperti itu. Aku bahagia saat menulis dan semakin bahagia saat pembaca bahagia membaca ceritaku. Itu saja sudah cukup buatku,” tutupnya.