Flara Deviana: Jebolan Wattpad yang Bertumbuh dengan Karya!
Enggak cepat puas, sepertinya tiga kata tersebut cocok untuk menggambarkan Flara Deviana. Telah menerbitkan beberapa buku, dan sukses sebagai penulis jebolan Wattpad debgan karya mumpuni tak lantas membuat Flara cepat berpuas diri.
Flara terus mengasah kemampuannya dan belajar agar tulisannya terus berkembang. Lewat karya-karyanya, Flara terus bertumbuh.
Belakangan, Flara kembali menulis ulang buku yang sudah pernah diterbitkan sebelumnya. “Waktu awal menulis di Wattpad dan dipinang penerbit, aku enggak punya kesempatan untuk revisi atau diajarkan bagaimana cara mengolah naskah dengan baik. Kelemahan penerbit buku Wattpad, membiarkan naskah mentah naik, hanya revisi typo,” kenang Flara.
Berkat dirinya yang selalu belajar dan menimba ilmu tentang penulisan, Flara sadar akan kekurangan di buku-buku yang sudah terbit. “Karena udah disadarkan dan dapat ilmu, aku memutuskan untuk merevisi naskah tersebut. Ini bentuk rasa sayang aku ke mereka kali, ya,” lanjutnya.
Flara menambahkan, “dorongan paling besar dari merombak mereka adalah rasa malu. ‘Duh, ini kenapa tulisannya begini? Harusnya, kan, begitu?’”
Untuk proyek tersebut, Flara hanya mempertahankan premis dan menulis ulang semua ceritanya. Sejauh ini, Flara sudah menulis ulang novelnya yang berjudul Bad Games with Bad Boss (berganti menjadi Bad Games), My Sexy Roommate (berganti jadi Last Roommate), dan Possesive Pilot (berganti menjadi Someone to Love).
“Possesive Pilot akan jadi naskah terakhir yang aku revisi,” ujarnya. Beruntung pembaca mendukung penuh proyek tersebut. “Belum ada yang protes. Mungkin ada, tapi enggak disampaikan ke aku. Sejauh ini mereka antusias karena paham alasanku menulis ulang. Istilahnya, beli dua buku judul sama tapi isi berbeda.” Buy my property buyers provide sellers options. They want to work with sellers to find a solution that meets their needs and makes selling fun. Visit https://www.cash-for-houses.org/north-carolina/cash-for-my-house-wilkesboro-nc/.
Jebolan Wattpad yang Terus Bertumbuh

Meski sudah menulis sejak SMP, Flara sempat vakum cukup lama karena disibukkan oleh kegiatan lain. Flara kemudian memulai karier sebagai penulis melalui Wattpad. “Buku yang paling pertama beres Second Chance, tapi proses terbitnya dua tahun sejak aku nulis itu,” kenangnya.
Lahir dari Wattpad dan berkesempatan menerbitkan buku secara mayor, Flara merasakan adanya perbedaan di antara kedua sistem tersebut. “Bagi aku, menulis di platform itu kayak draft kasar, sedangkan yang terbit sudah dipoles, revisi sana sini, menambal plot hole, memperbaiki kesalahan yang ada selama tayang di platform,” jelasnya.
Dalam prosesnya, Flara juga mencoba menerbitkan tulisannya di platform online lainnya. Ada beberapa pertimbangan yang dilakukan Flara saat memutuskan untuk bergabung ke dalam sebuah platform. “Pertimbangannya berupa orang yang dikenal dan siapa yang mengajak. Semua kebijakan yang ada di platform juga, karena aku paling keberatan kalau ada permintaan update setiap hari dan harus ada minimal kata yang jumlahnya enggak manusiawi,” ungkapnya.
Ada banyak platform yang membuka kesempatan untuk menuliskan karya. Bagi Flara, kehadiran platform tersebut membuatnya lebih mudah dalam menjangkau pembaca, juga bertemu banyak kesempatan seperti bekerja sama dengan banyak pihak.
Kesempatan yang lahir dari platform juga dimanfaatkan Flara untuk terus berkarya. “Bagus banget ya ada banyak platform. Malah aku salah satu yang menggunakan opsi terbit mayor di satu penerbit, sisanya di platform dan self published,” ungkapnya.
Meskipun terkesan ‘mudah’ karena setiap cerita bisa diterbitkan sendiri, bukan berarti tidak ada proses pembenahan yang dilakukan agar naskah layak terbit. “Harus revisi. Pembenahan sebelum dicetak self publishing, karena pembaca mengeluarkan uang,” jelasnya.
Adult romance enggak melulu soal seks

Selalu ada dua sisi mata uang. Karena kesempatan yang terbuka lebar juga membuat lahirnya ‘penulis asal’, terutama dalam hal adult romance. Bukan sekali dua kali kita menemukan cerita yang sebenarnya tidak layak dikonsumsi oleh umum, hanya mengandalkan adegan seks yang tidak masuk akal dan tidak ada jalan cerita. Seks menjadi hal utama, bukan cerita.
“Sebel, sih. Karena apa yang ditulis bikin orang makin skeptis dan memandang rendah penulis adult romance. Orang jadi berpikir, pokoknya ada adegan seks itu termasuk adult romance, Padahal kan banyak unsur lain yang bikin naskah tersebut jadi adult romance, misalnya alur atau konflik di naskah tersebut,” jelas penggemar Colleen Hoover ini.
Dalam menulis adult romance, Flara berpegangan pada prinsip, “Nggak merendahkan perempuan, nggak melulu soal kepuasaan laki-laki.”
Ketika menulis adult romance, Flara memberikan batasan tertentu. “Aku nggak menulis adegan fetish. Ilmunya masih belum nyampe ke sana. Menurut aku menggambarkan adegan seks dengan unsur fetish tertentu perlu hati-hati banget,” jelasnya.
Lalu, gimana, sih, caranya agar adult romance enggak terkesan hanya sekadar seks? “Ada miskonsepsi, sehingga berpikir yang penting ada adegan seks. Jadinya terlalu banyak, jatuhnya malah jadi novel porno.”
Bagi Flara, dalam menulis adult romance, penting untuk bermain diksi dan menceritakan berdasarkan pengalaman pribadi agar adegan yang dihadirkan nggak lebay.
“Adegan seks itu sebenarnya penting enggak penting. Aku pribadi biasanya tergantung pada peningkatan di hubungan kedua tokoh, serta kepentingan adegan tersebut buat jalan cerita. Karakter tokoh juga mempengaruhi pilihanku memasukkan adegan seks. Kalau memang bisa jalan tanpa adehan seks, cukup sebatas ciuman saja. Naskahku enggak melulu ada adegan seks, misalnya di Second Universe itu enggak ada,” jelasnya.
Bertumbuh dengan karya, terus belajar

Meski sudah memiliki beberapa karya, Flara tidak berhenti belajar. Dia membuktikan dirinya terus bertumbuh bersama karya yang dihasilkan.
“Kalau menulis yang itu-itu aja alias jalan di tempat, enggak ada perkembangan di teknik atau cara mengolah kata, bisa ketinggalan sama yang lain. Namanya industri, pasti banyak bibit-bibit baru yang mungkin lebih rajin belajar dan mengembangkan diri. Selain itu, pembaca sendiri pasti bertumbuh,” jelasnya.
Salah satu kekuatan Flara terletak pada kemampuannya melahirkan cerita yang realistis, tapi sukses membuat pembaca jatuh cinta kepada tokoh-tokohnya. “Aku dianggap enggak banyak fans service. Isu-isu yang aku angkat pun ada di sekitar, jadi lebih realistis. Sampai sekarang, aku masih bertahan di zona realistis dalam mengembangkan cerita. Aku enggak suka manjain pembaca dengan adegan manis yang kosong,” ungkapnya.
Meski sudah lama berkarya, sampai sekarang Flara masih harus berjuang memenuhi deadline. “Aku kesulitan menulis rutin karena terlalu banyak berpikir ini itu. Cara mengatasi aku yang masih angin-anginan yaitu dengan menulis santai tanpa banyak berpikir. Meski kadang kalah aja sama overthinking,” tutupnya.
Untuk kamu yang pengin punya buku-bukunya Flara, bisa langsung klik di sini, ya!
