I don’t like the damsel in distress. Penggambaran karakter perempuan yang lemah dan membutuhkan bantuan laki-laki sudah sangat ketinggalan zaman. Selain itu, karakterisasi tersebut juga merupakan hinaan terhadap perempuan.

Perempuan hebat dan tangguh enggak mesti berlaga di medan perang atau jadi pemimpin sebuah perusahaan multinasional. Kita yang terlihat biasa-biasa saja pun bisa digambarkan kuat, lho.

Sebenarnya ini adalah preferensi pribasi, karena lebih suka membaca novel dengan karakter perempuan yang strong, mandiri, firm, witty dan juga lovable.

Di novel Just Haven’t Met You Yet dari Sophie Cousen, karakter Laura pernah bertanya ke sahabatnya Vanya. Kurang lebih begini, “gue bisa disebut feminis enggak ya karena gue pengin bisa lakuin apa pun sendiri, tapi gue juga bucin begini.”

Nothing wrong being bucin. Lo bisa jadi bos bertangan besi tapi juga bucin begitu ketemu pasangan. Seringnya, dalam literatur, kita sering menemukan penggambaran karakter perempuan yang enggak sebanding dengan karakter laki-laki checkout https://www.home-investors.net/california/investors-that-buy-houses-pleasanton-ca/.

Ketika hero digambarkan dengan beragam atribut positif, karakter perempuan malah asal bikin aja. This is my turn off point when it comes to reading.

Sebagai penulis, sebisa mungkin memberikan treatment yang sama dalam menggambarkan karakter hero dan heroine. Hal ini balik lagi ke pelajaran dasar dalam mengembangkan karakter: beri setiap karakter kelebihan dan kekurangan biar enggak terlalu too good to be true.

Selain itu, juga ada dorongan dari diri sendiri untuk menghadirkan karakter perempuan kuat yang berani berpendapat dan jadi dirinya sendiri, terlepas dari apa pun kata orang.

Kenali Karakteristik Perempuan Kuat

Dilansir dari Master Class, ada empat karakteristik perempuan kuat, yaitu:

Berani Berpendapat

Pada dasarnya, setiap orang memiliki insting dan pemikiran sendiri. Namun, enggak semua berani mengemukakan pendapat. Karakter yang ditulis juga harus memiliki nilai yang dia percaya, insting yang menuntun, pemikiran yang menjadi landasan dari setiap tindakannya.

Satu hal yang paling penting yaitu, berani berpendapat. Sehingga, enggak mudah terpengaruh dan terhindar dari karakter plin pkan yang bikin pembaca kesal. No more wishy washy!

Jadi Diri Sendiri

Setiap karakter memiliki goals dan tujuan yang ingin diraih, serta tidak ragu untuk mengakui kelemahan atau hal yang membuat insecure. Karena dengan begitu, dia bisa mencari cara untuk mengatasi hal tersebut.

Buat karaktermu menjadi dirinya sendiri, dengan tujuan dan ambisi yang ingin dia raih untuk dirinya sendiri. Enggak semata hanya berkaitan dengan pasangannya.

Memiliki Kekurangan

Manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan karaktermu. Justru karakter yang sempurna akan membuat cerita jadi plain.

Dengan menambahkan kekurangan, akan membuat karakter jadi manusiawi. Justru, dengan mengakui kekurangan dan mencari cara untuk mengatasinya itulah yang akan membuat karaktermu terlihat lebih kuat.

Kuat dengan Caranya Sendiri

Apa yang membuat seseorang terlihat kuat? Sebenarnya hal ini sangat subjektif. Seorang ibu rumah tangga yang pintar mengatur waktu dan menjaga keluarga, jelas termasuk sosok yang kuat. Manajer perempuan yang tidak pernah lewat deadline dan berkompromi dengan pasangan, juga memiliki kekuatan versinya sendiri.

Posisi yang dimiliki seseorang, tidak membuat dirinya terbatas pada peran tersebut. Serta tidak mendikte dirinya harus seperti stigma yang melekat pada peran atau posisi tersebut.

Mari Menulis Karakter Perempuan Kuat

Pengin menulis karakter perempuan kuat? Seperti dilansir dari Masterclass, langkah berikut bisa ditambahkan dalam menggambarkan karaktermu.

Emosi Kompleks

Dengan begini, karakter yang ditulis enggak hanya satu dimensi. Misalnya, seorang perempuan dingin ternyata menyimpan trauma pernah mengalami pelecehan seksual, cewek yang terlihat ceria ternyata punya trauma kehilanga atau si juara kelas yang baik hati ternyata menyimpan dendam atas luka di masa lalu. Emosi yang kompleks ini membuat karakter terlihat manusiawi.

Beri Kekuatan

Enggak hanya superhero aja yang punya kekuatan, si biasa pun harus diberikan kekuatan untuk membuat karakter jadi lebih hidup. Enggak melulu harus kekuatan fisik. Ada banyak kekuatan yang bisa diberikan, seperti percaya diri, pintar, lucu, witty, apa pun.

Misalnya seorang pengacara yang enggak bisa tinggal diam saat melihat ketidakadilan atau seseorang yang berani keluar dari zona nyaman demi mengejar mimpi. Karakter perempuan kuat punya sesuatu yang mereka perjuangkan, jadi enggak membuatnya terlihat lemah dan biasa-biasa saja.

Tambahkan Sidekick

Ingat, manusia itu enggak ada yang hidup sendiri. Memberikan sidekick, seperti sahabat, saudara, rekan di dalam hidup karakter perempuanmu akan membuat karakter jadi lebih manusiawi.

Karaktermu bisa menyerap kekuatan dari perempuan yang ada di sekitarnya, sehingga membuat pembaca merasa lebih terikat dengan tokoh yang kamu ciptakan.

More Than Her Looks

Yes, she’s more than just her looks. Enggak perlu menggambarkan perempuan secaantik dewi, tapi tidak ada kaitannya dengan konteks cerita. Penampilan fisik karakter juga harus disesuaikan dengan konteks cerita. Jangan sampai pembaca berpikir, ‘dia cantik, tapi enggak ingat apa-apa soal dia’. Bisa ditambahkan dengan body language atau cara karaktermu berpikir yang membuatnya ‘enggak hanya sekadar cewek cantik’.

Dan, sudah saatnya kita berhenti memberikan embel-embel seperti cantik atau ganteng yang malah mendiskreditkan kemampuannya. Misal, musisi cantik. Kenapa tidak cukup sampai di musisi saja? Tanpa embel-embel cantik pun, dia tetap musisi hebat.

Kamu punya karakter perempuan kuat yang selalu kamu ingat? Beberapa nama yang diingat adalah Evelyn Hugo (Seven Husbands of Evelyn Hugo), Lily Bloom (It Ends With Us), Henley (Shipped), Iris Kane (Terms & Condition), Bree Prescott (Archer’s Voice), Ava (Heartbreak Motel), Pippa Fitz-Amobi (A Girl’s Guide to Murder), Kenna Rowan (Reminders of Him), Emma Blair (One True Loves), Dani Brown (Take a Hint, Dani Brown), Thea Scott (The Bromance Book Club), Anna Sun (The Heart Principle), Zayneb Malik (Love From A to Z), Catalina Martin (The Spanish Love Deception), Olive Smith (The Love Hypothesis), Lovinka Alexander (Rapijali), Gala Nareswara (Ganjil Genap), Hazel Bradford (Josh & Hazel Guide to Not Dating), Renjana Adya Cita (Tentang Kita yang Tak Mengerti Makna Sia-sia), Eloise Bridgerton (To Sir Phillip, With Love),

Lastly, my forever-girl crush, the best female character I’ve ever written: Tyra Karina from Partner with Benefits).

RR